Skip to main content

Resep bolen pisang no ulen


Sebagai manusia yang sudah diciptakan sedemikian manis (uhuk..), saya harus tetap mempertahankan kemanisan saya dengan makan makanan yang manis-manis hihihi. Ga ding...emang pada dasarnya setiap hari ada jam-jam dimana saya sakau makan makanan yang manis. Saya merasa gula darah saya ngedrop gitu. Ga fokus, ga bisa mikir, cuntel bin ngantuk hahaha padahal emang ngantuk.

Nah, berhubung di sini susah bin mahil nyari kudapan manis yang saya suka plus halal, mau tak mau ya akhirnya berusaha bikin sendiri.

Jujur aja ya, saya ga pernah bermimpi bisa bikin bolen sendiri. Selama ini kalau pingin bolen atau kue-kue lain ya tinggal dateng aja ke tokonya. Pilih, bayar, makan, sepuasnya. Namun lagi-lagi petualangan ini membuat saya harus mau membuat semua jenis makanan yg saya sukai, atau jebol keuangan saya. *kekepin dompet

Salah satu makanan yangs aya suka adalah bolen pisang. Duuh...masih kebayang banget rasa legit manis gurihnya bolen pisang Kartikasari yang tenar di seantero Indonesia itu. Nah, demi  mulut mungil dan perut yang sakau pingin makan bolen pisang "Kartikasari like" alias kayak Kartikasari, saya akhirnya berjalan menyusuri cooling rack di supa, mencari apa yang disebut sebagai pie sheet.

Alhamdulillah nemu yang 'sepertinya' tidak mengandung bahan-bahan tidak halal. Bismillah ya, mari kita bawa pulang beserta pisang cavendis dan seplastik keju.

Kenapa pie sheet?? 
Karena, saya ga suka nguleni dan ga punya alat buat nggiling agar jadi berlapis-lapis.

Kenapa cavendis??
Ga ada yang lain ya Jeung...pisang kepok ga ada.

Oke, jadi apa bahan-bahan, dan bagaimana cara membuatnya??

Bahan :
- pie sheet. Sebungkus isi 2 sheet bisa untuk 16 buah
- pisang. Satu buah pisang bisa untuk 4-5 bolen
- coklat MEIJI (cari yg boleh dan murah)
- Keju
- Kuning telur untuk olesan

Cara membuat :
- Potong pie sheet menjadi 8 bagian, lalu pipihkan satu-satu hingga bentuknya memanjang dan agak lebar.
- Potong pisang kira-kira 1,5 cm lalu letakkan di atas pie sheet yang sudah dipipihkan.
- Letakkan potongan coklat dan keju bersama dengan pisang, lalu gulung
- Pastikan bagian sisi kanan dan kiri gulungan tertutup sempurna agar keju/coklat yang melelh tidak keluar.
- Taruh di atas loyang, tata dengan baik dengan jarak yang cukup untuk mengembangnya si Pie.
- Sambil memanaskan oven, oleskan kuning telur di atas bakal calon bolen. Bila suka boleh ditaburi keju.
- Setelah oven panas, masukkan bolen ke dalam oven dengan temperatur 200 decel selama 20 menit atau sampai kecoklatan bagian atas bolen

Dengan metode ini, saya bisa membuat bolen sebanyak 16 buah hanya dalam waktu 1 jam. Memang dibandingkan membuat kulit sendiri, metode ini sedikit agak mahal. Tapi keribetannya bisa dikurangi. Tinggal potong-potong, giling-giling, tempel-tempel, gulung-gulung, oels-oles, dan oven. Jadi....



Comments

Popular posts from this blog

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 2]

      Oke kita lanjut ya 👉     Kalau di part 1 kita beranjangsana ke negara tetangga, di part 2 ini kita mau menengok tetangga agak jauh. Duh, bukan agak lagi ya, ini emang jauh banget. Ini kayaknya penerbangan terlama sepanjang sejarang penerbangan yang pernah ku lalui. Kalau ke Jepang itu cuma maksimal 7 jam, ini untuk sampai di transit pertama butuh waktu 9,5 jam, lalu lanjut penerbangan 4 jam lagi. Ke manakah kita? eh Aku? 😅 4. Turki (Bursa dan Istanbul)     Agak penasaran sama negara ini karena salah satu temen brainstorming (a.k.a ghibah 😂) sering banget ke sini. Ditambah lagi dengan cerita-cerita dan berita-berita yang bilang negara ini tu kayak Jepang versi Islamnya, jadilah pas ada paket ke Turki lanjut Umroh kita mutusin buat ikutan. Datang di musim gugur dengan suhu galau yang ga dingin-dingin amat tapi kalau ga pake jaket tetep dingin dan -kaum manula ini- takut masuk angin, membuat kami memutuskan pakai jaket tipis-tipis saja. Dan ben...

Sekoteng Hati

  Aku sedang mencari tempat yang tepat untuk menikmati segelas sekoteng ini. Tempat yang sejuk, silir, dan sunyi. Tempat yang aman dari pandangan aneh orang saat melihatku melamun sambil nyruput sekoteng ini. Tentu saja juga tempat yang aman dari wira wiri jin keganjenan yang mungkin saja ingin merasukiku karena aku kebanyakan melamun. Aku sedang mencari tempat seperti itu. Aku juga sedang mencari teman, yang di pelukannya aku bisa menangis sepuasku. Jikapun dia merasa malu, maka menangis di pundaknya pun bagiku sudah cukup. Atau, biarkan aku menangis dan dia cukup memandangiku sambil sesekali ngecek updatean statusnya. Aku tak peduli. Karena aku cuma tak ingin menangis sendirian. Aku ingin ada yang tahu aku sedang pilu. Aku sedang mencari teman seperti itu. Atau mungkin, Akhirnya aku harus menjatuhkan pilihanku pada sekoteng ini. Biar cuma dia saja yang tahu aku sedang ingin memangis. Mungkin air mataku bisa menambah cita rasanya yang kemanisan. Atau...

Pentingnya Memvalidasi Perasaan

  Salah satu sudut Aston University di Birmingham Hei Apa kabar Hati? Pergi jauh lagi, untuk waktu yang juga tidak sebentar, entah kenapa akhir-akhir ini rasanya lebih berat. Entah, aku sendiri bingung mendefinisikan ini tu rasa apa gitu. Sulit sekali memvalidasi apakah ini sedih? takut? rindu? atau apa?! Aku bingung, sebab betapa excitednya pas harus ngurus visa waktu itu. Mengejar pesawat iwir-iwir dari Adi Sutjipto, turun di Halim, sudah dijemput taxi, lalu menembus kemacetan Jakarta untuk wawancara yang less than 10 minutes, lalu udah masuk taxi lagi ke Soekarno Hatta ngejar pesawat ke Jogja. Udah kayak mudik ke Muntilan aja dalam beberapa jam Jogja-Jakarta. Visa pun, entah kenapa juga bikin deg-deg an. Pasalnya memang nominal di tabungan menggelembung di beberapa hari sebelum masukin syarat-syarat. Bisa karena ini ga bisa dilolosin, kata mbak-mbak Santana. Tapi ya Bismillah lah, kalau visa ga keluar, mungkin aku harus ke Bali saja menemani anak-anak Abdidaya.  Anak-anak s...