Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Lain Jogja, lain Yamaguchi

(Kota Yoshida dari atas bukit belakang kampus, lihaaat..ada ARUK di sana) Kalau tulisan tentang 100 kebiasaan yang akan melekat setelah tinggal sebulan di Jepang dan akan selalu dikenang, itu sudah biasa. Bolehlah sedikit disebutin seperti suka menyimpan sampah di dalam tas, tiba-tiba saat bilang 'terimakasih' gitu sambil membungkuk 15 derajat, dan pas ketemu WC duduk secara otomatis mencari tombol cawik . Dan tentu saja masih banyak yang lainnya. Di tulisan ini, ada beberapa hal yang, menurut pengalam saya tentu saja, menjadi sesuatu yang biasa aja kalau di sini, padahal kalau di Joga saya malu kalau mau melakukannya. Saya sebut Yamaguchi, bukan Jepang secara general karena takutnya di belahan bumi Jepang yang lain, hal-hal ini tetep saru dan tabu dilakukan di depan orang (banyak). Apakah itu.... Me- nylurup mie sampe bunyi Hal ini berlaku untuk semua jenis mie, mulai dari mie ayam, mie bakso, udon, soba, mie gelas, mie goreng Indomie, ramen, dan apapun yang ada un

Little Bali di Chouchin Matsuri

Liburan musim panas sudah habis separohnya bagi anak-anak SD sampai SMA, tapi baru saja mulai untuk anak-anak kuliahan. Momen libur panjaaaang ini banyak dipakai untuk jalan-jalan keluarga, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Coba cek harga tiket pesawat selama akhir Juli sampai akhir September, pastilah di atas rata-rata. Hotel-hotel sampai penginapan kelas capsu l hotel juga penuh ramai dibooking para pelancong dari dalam dan luar negeri. Musim panas juga identik dengan banyaknya matsuri alias festival. Dimulai dari tanabata matsuri, lalu hanabi matsuri yang ada di mana-mana berulang kali pula, trus juga ga ketingggalan Couchin matsuri alias festival lentera, terutama di Yamaguchi City. Matsuri ini diadakan setiap tahun, di sekitar city hall sampai Dojyomonzen. Di Dojyomonzen banyak berdiri warung-warung tenda yang menjajakan aneka makanan khas Jepang atau yang biasa dijuluki street food nya Jepang. Sebut saja takoyaki, okonomiyaki, yakitori alias sate, taiyaki, dorayaki

Rabu Jalan -- My first flight

(Foto gunung Fuji, Fuji San, dari atas pesawat ANA, Tokyo-Jakarta. Diambil oleh Pak Guru) " Mbak.. .rasane numpak montor mabur ki kepiye e?" (Mbak, gimana sih rasanya naik pesawat?) Pertanyaan itu aku utarakan di ruang TV kosan Wismo Ayu di suatu ketika, kepada mb Heppy yang sudah beberapa kali pulang ke Klaten naik pesawat. Pesawat, seperti halnya komputer, saat itu menjadi benda yang tak terjangkau. Kesemuanya masih ada diantara deretan mimpi dan angan-angan semata. Lah mau pergi kemana juga saya sampai harus naik pesawat. Bogor-Muntilan bisa ditempuh lewat jalur darat. Naik Bis dari Tajur lebih nyaman, atau bisa juga naik kereta dari Stasiun di Jakarta sampai Stasiun Tugu di Jogja kalau lagi ga ada kerjaan. Pulang ke Jogja, sekolah dan bekerja di sana pun tak memberikan ruang dan kesempatan kepada saya untuk naik pesawat. Ga ada rencana mau kemana-mana juga. Pulang ke Selo cukup pakai motor, cepat, murah dan nyaman dijamin ga bakal mabok darat. Pergi kemana-kemana