Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2016

Lost - Michael Bublé

Aku seperti, Sedang mendengarkan Mas Michael Bublé  ngomong begini... ------------------------- Can't believe it's over, I watched the whole thing fall And I never saw the writing that was on the wall If I only knew the days were slipping past That the good things never last, that you were cryin'   Mmm.....   Summer turned to winter and the snow it turned to rain Then the rain turned into tears upon your face I hardly recognize the girl you are today And God, I hope it's not too late, Mmm, it's not too late   'Cause you are not alone, I'm always there with you And we'll get lost together till the light comes pouring through 'Cause when you feel like you're done and the darkness has won Babe, you're not lost!!!! When your world's crashing down and you can't bear the thought I said, "Babe, you're not lost!"   Life can show no mercy, it can tear your soul apart It can make you feel l

Semua akan gemuk pada waktunya

"Semua wanita akan gemuk pada waktunya, Jika sekarang belum gemuk, berarti waktunya belum tiba" (Siti Maryamah, 2015) Quote 'penghiburan' di atas dituliskan mbak Siti Maryamah, ratu olshop dan penulis handal, di dalam sebuah statusnya. Tapi saya lupa tepatnya di status yang mana dan kapan. Cuma kayaknya itu saya baca tahun kemarin, 2015, saat saya belum sampai dengan 'waktu' yang dimaksud. Waktu gemuk. Apakah waktu gemuk bagi saya sudah tiba? Ya...waktu gemuk, yang entah sementara atau permanen, itu telah tiba buat saya. Lihat saja foto di atas. Itu foto terkini lho, diambil sepekan yang lalu di Tokiwa Koen, sesaat setelah acara hanami Indonesia di Yamaguchi selesei. Foto itu diambil oleh Adinda Dhita, dan itu jepretan kedua setelah yang pertama kena pohon, dan yang ketiga pose saya kayak orang kebelet pipis hehehe Foto yang (sampai tulisan ini dibuat) sudah di 'LIKE ' oleh 61 sahabat saya itu mengundang banyak komentar. Ada yang bilang

Menulis tanpa jiwa

Banyaaaaak banget yang mau ditulis. Banyaaak banget ide di kepala. Foto-foto penunjang pun sudah dikumpulin. Tapi eh tapi....kenapa mood menulis itu ga ada. Setiap mulai satu dua kalimat langsung merasa ga cocok, lalu di delete semua. Ganti kalimat baru pun sama, kurang pas rasanya. Sudah melakukan ilmu 'tuing' alias 2 NG, yaitu NGopi dan NGolet, tapi tetep aja belum ada greget buat nulis. Sedangkan untuk 2NG+1 yaitu ditambah NGobrol, kok ya topiknya bukan yang butuh dibroloin gitu. Seminggu ini memang lelah jiwa raga. Bahkan sudah 2 pekan ini lah. Pekan lalu sibuk dengan persiapan presentasi seminar. Selesei seminar sudah dihadang kerjaan revisi makalah. Bahkan sabtu minggu pun tetap dihantui mimpi buruk editing. Senin berasa sudah final, eh ternyata submit paper ke journal satu itu ribetnya minta ampuun. Buat apaaa mereka punya internal reviewer kalau ternyata makalah kita sebelumnya sudah harus dipeer-review kan sama yang ahlinya. Bikin lelah jiwa raga. So far yan

Mae dan Karir-nya

Mae lahir dari keluarga petani sekaligus pedagang. Simbah dari Mae itu juragan beras dan tembakau. Mae sudah belajar jualan, nebas pari, jualan telur, dan lain-lain sejak beliau masih muda belia. Secara Mae memang drop out -an SMP. Beliau tak sanggup bersaing dengan siswa lain yang sepatunya lebih keren sedangkan sepatu Mae waktu itu jebol-jebol. Ya gimana lagi, sepatu pasar Talun dipakai PP Talun-Muntilan tiap hari. Setabah-tabahnya sepatu, pasti dia mangap  juga. Dan sepatu Mae yang mangap itu lah yang menyebabkan Mae akhirnya drop out . Mae sendiri, sampai sekarang adalah pedagang. Waktu saya kecil beliau dagang sayuran. Beliau sampe ngirim-ngirim ke pasar-pasar induk di Solo dan Semarang. Beliau juga merapel jadi tengkulak. Tengkulak ala Mae jujur lho ya. Petani di desa kami biasanya minta dibelikan benih, pupuk dan obat, lalu hasil bumi mereka dijual kepada Mae sesuai harga pasar. Ga ada itu istilah harga belinya terlalu rendah. Ini sudah pernahs aya tulis di Kompasiana. Ini lin

Buat kamu yang masih ragu menulis di mojok. Iya kamu!

Beberapa pecan yang lalu tulisan ku lolos meja redaksi mojok.co (link nya http://mojok.co/2016/03/surat-untuk-bu-ani-yudhoyono/ ). Web favorit anak muda yang agak nyleneh tapi asyik ini memang menantang sekali. Para penulisnya kebanyakan anak muda-muda yang berdaya nalar mletik. Pinter tapi unik. Yang sudah berumur ada juga sih, kayak si Sopir truk Australia, atau kepala suku Mojok, Puthut EA dan juga wartawan senior Rusdi Mathari. Mereka itu guru maya menulis yang baik. Tulisan mereka, kecuali si supir truk, mengalir dengan indah. Sederhana tapi penuh makna. Alurnya jelas. Kalimatnya mantap tidak pernah bias. Aku selalu dibuat kagum dengan tulisan-tulisan mereka, bahkan yang hanya status Fb. Yang selalu menjadi icon dan lumayan bullyable di mojok itu adalah Agus Mulyadi. Anak muda yang terkenal karena kemrongosan giginya ini selain jadi photosop juga jago nulis. Tulisan-tulisannya di Blog pribadinya khas sekali. Dengan umpatan-umpatan khas magelangan. Plus cerita-cerita lugu yang

にゅうえん おめでとう... Selamat Sekolah

Sebenarnya tadi ada niat mau nulis yang sedih-sedih. Secara di rumah sedang ada yang mellow garallau. Bukan saya, bukan...tapi Nasywa. Itu anak tumbeeen banget. Ditinggal Abahnya pulang kok mellow. Ga doyan makan. Badan anget. Lihat foto abahnya, mewek. Lihat videonya, mewek. Videonya habis, mewek lagi. Main kartu sama Ummi, tiba-tiba kartunya ditutup, terus mewek sambil bilang " Ga asyik lagi main kartunya, ga ada Abah..". Duh Dek,, mewek itu harusnya jatahnya ummi, kok malah kamu yang mewek... Secara memang selama ini kalau Abahnya habis berkunjung, Ummi yang mellow sampe seminggu. Bisa lebih malah. Tiba-tiba nangis. Lalu Nasywa akan bertanya "Kenapa nangis? kangen Abah?!" dengan nada mengejek. Huuu!! Jebulnya sekarang, aku belum sempet mau begitu malah dibuat sibuk sama mewekmu, Dek... Sudahlah Dek, karena tak semua kesedihan itu harus diiringi tangisan. Mari kita tertawakan saja, barangkali rasanya akan lain... *ambil tisyu T_T Jadi mari, kita bicara-bi