Skip to main content

Posts

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 2]

      Oke kita lanjut ya 👉     Kalau di part 1 kita beranjangsana ke negara tetangga, di part 2 ini kita mau menengok tetangga agak jauh. Duh, bukan agak lagi ya, ini emang jauh banget. Ini kayaknya penerbangan terlama sepanjang sejarang penerbangan yang pernah ku lalui. Kalau ke Jepang itu cuma maksimal 7 jam, ini untuk sampai di transit pertama butuh waktu 9,5 jam, lalu lanjut penerbangan 4 jam lagi. Ke manakah kita? eh Aku? 😅 4. Turki (Bursa dan Istanbul)     Agak penasaran sama negara ini karena salah satu temen brainstorming (a.k.a ghibah 😂) sering banget ke sini. Ditambah lagi dengan cerita-cerita dan berita-berita yang bilang negara ini tu kayak Jepang versi Islamnya, jadilah pas ada paket ke Turki lanjut Umroh kita mutusin buat ikutan. Datang di musim gugur dengan suhu galau yang ga dingin-dingin amat tapi kalau ga pake jaket tetep dingin dan -kaum manula ini- takut masuk angin, membuat kami memutuskan pakai jaket tipis-tipis saja. Dan beneran, beberapa kali memutuskan ga
Recent posts

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 1]

Ga nyampe dua bulan udah mau kelar tahun 2023 ini. Doa-doa di akhir tahun lalu dikabulkan dengan bonus-bonus yang luar biasa. Minta tahun 2023 diisi dengan banyak jalan-jalan, eh beneran dikasi banyak perjalanan baik dalam provinsi beda kabupaten sampe ke luar negeri. Kadang sehari bisa dari pagi mruput ke timur selatan naik-naik ke Gunung Kidul, agak siang turun ke utara kembali ke Sleman, lalu sorenya udah harus ke barat meskipun tujuannya bukan mencari kitab suci. Ada banyak banget PR menulis yang belum sempat dikerjakan. Baik menulis paper maupun menulis catatan perjalanan. Biar ikut les menulisnya itu adalah sibgha hnya ya 👀. Oke lah kita mulai mengerjakan PRnya satu-satu. Tadi pas nongkrong sempet kepikiran mo berbagi kesan saat jalan-jalan ke berbagai negara tahun ini. Kesan ini tentu sifatnya sangat subjektif ya. Masing-masing orang bisa menangkap kesan yang berbeda. Ini menurutku saja, mungkin kamu berbeda, ga papa ga usah diperdebatkan.  1. Bangkok, Thailand     Sampai Bangk

Gigi Nasywa dan Dokternya

"Dek, ada dokter gigi, ada dokter telinga, dokter hidung ada ga?" tanya saya di suatu hari kepada Nasywa. Lalu sambil ngupil dia bilang "Ya nggaak laaaah....". Lalu kami tertawa berdua. "Ada dek, mulut, hidung dan telinga itu dokternya satu, yang di Himawari Klinik itu. Kalau upilmu banyak sampe kamu ga bisa napas, nah kamu dibawa ke sana nanti hidungmu disedot pake vacum cleaner kecil kayak pas telingamu kemarin" kata saya menjelaskan tentang dokter THT. Memang beberapa waktu lalu kami sempat bolak balik (dua kali doang soalnya) ke dokter THT karena saya bersihin telinga Nasywa tapi cotton budnya lupa ga saya basahi sehingga membuat telinga bagian dalamnya lecet. Untung ga papa. Ada hikmahnya juga, karena telinganya jadi bersih dibersihin pake jarum vacuum cleaner hehehe. Baru tahu saya ada alatnya. Bahkan ke sana cuma mau bersihin telinga aja juga boleh.  Untuk Nasywa, selain dokter umum anak, ada satu klinik yang dia paliiiing sering datangi,

Elegi Bulan Juni [Old Memory]

Tanggal satu di bulan Juni, 2017 Kegiatan pagiku diawali dengan bangun tertatih karena kantuk yang masih mendera. Hari ini sungguh luar biasa. Setelah malam-malam penuh mimpi buruk selama beberapa bulan, rasanya semalam itu tak ada mimpi buruk sama sekali. Aku bahkan lupa aku bermimpi apa. Tapi justru itu, bangun pagi, nyiapin sahur untuk Nasywa menjadi sebuah perjuangan  berat. Ya, aku memang baru tidur beberapa jam saja. Berbeda dengan Ramadhan di Indonesia, Ramadhan di sini memang perjuangannya dobel pangkat tiga. Sudah siangnya lebih lama, isya nya lebih lambat. Isya yang baru masuk saat jarum pendek di angka 9 malam hari itu sesuatu. Jam biologis menjadi harus digeser-geser mundur dan mundur lagi. Belum lagi waktu sholat subuh yang sangat pagi, 3:20. Tentu membuat kami harus bangun sahur juga lebih pagi. Jadi praktis, tidur 3-4 jam sudah bangun lagi. Tentu sehabis subuh masih bisa melanjutkan tidur sekitar 2 jam sebelum jam kerja dimulai. Tapi sebenarnya efeknya tidak bagus. Har

Ingrid Stand Strong vs L'oreal UV Defender

Duluuu.... Saya termasuk yang ga peduli dengan pemakaian sunscreen di wajah. Saya pikir, yang penting wajah dapet skincare yang bagus maka sudah cukup. Hatapi, ternyata semahal apapun, sebagus apapun skincare mu, kalau wajahmu yang habis di-skincare-in itu ga dilindungi ya sama aja, rusak juga.  Kesadaran itu tapi datang terlambat. Ya ga begitu terlambat sih, tapi cukup terlambat sehingga wajahku sudah banyak ternodai bercak hitam. Apalagi, karena setelah pulang sekolah kerjaan banyak dilakukan dari dalam ruangan, jadi ga begitu peduli lagi dengan pemakaian sunscreen. Setelah tahu betapa pentingnya sunscreen, petualangan saya mencari sunscreen yang cocok pun dimulai. Duluuu waktu di Nihon, saya pakai moisturaizer yang sekaligus sunscreen SPF 50. Tapi...pas mo beli di sini harganya naudzubillah. Padahal di sana cuma 2000 yen an kenapa di sini jadi hampir sejutaan. Hmm....Shiseido emang gitu banget. Oke lah, mulai nyoba sunscreen murah meriah, tapi rasanya jadi lengket, berminyak dan put

Blighted Ovum (BO): Diputusin Pas Lagi Bucin

Sudah sering dengar istilah itu, tapi kayaknya saya misheard alias salah dengar. Saya dengernya blinded ovum 😂 dengan asumsi ovumnya ga lihat gt trus salah ketemunya trus janinnya ga berkembang. Ealah gini amat padahal IELTSnya 6,5 tapi listening nya rada jangan gori, alias gudeg eh budeg 😅 Istilah lain dari kasus ini adalah unembrionic pregancy , atau kehamilan tanpa embrio, alias zonk. Ada juga yang menyebut hamil anggur. Apapun istilahnya, intinya adalah, seorang wanita dinyatakan positif hamil karena kadar hormon HSGnya tinggi yang ditandai dengan garis dua ketika dilakukan tes urine, hasil USG pun menyatakan ada kantung kehamilan di rahim, tetapi tidak ada janin di dalam kantung itu.  Semua Ibu yang mengalami ini akan merasakan semua gejala kehamilan. Dia akan merasakan badannya tidak enak, mudah lelah, mabuk darat laut dan udara semua jadi satu, tapi semua itu hanya kamuflase hormonal belaka. Pokoknya kayak kamu udah dibucinin sampe klepek-klepek tapi aslinya dia cuma main-ma

Perjalanan Jumat: On The Road

Hai kamu, apa kabar? Aku menemukan cuplikan ini tadi pagi di memori Fb. Status yang sejatinya hanya copy paste dari fan page nya Tarbawi ini aku tulis tahun 2013. Tahun yang juga tidak mudah bagiku. Tahun pertama kuliah, tinggal di negeri orang, sendirian dan bawa Nasywa. Kalau sampai hari ini aku masih diberi kewarasan setelah semua waktu-waktu berat yang pernah ku lalui, itu pasti karena Allah sayang aku. Atau Allah sayang Nasywa sehingga Dia tak mau Nasywa sedih punya Ibu gila. Atau Allah tak mau melihat Mae bersedih melihat anaknya kurang waras. Atau juga mungkin karena ada kau sebut namaku dalam salah satu doamu. "Setiap kita, pasti punya momen berat, sangat berat bahkan. Di momen itu kita sampai pada satu titik, bahwa segala rasionalitas kita, juga kehebatan kemanusiaan kita tak lagi punya kesanggupan. Bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mampu. Itu ruang spiritualitas, yang tidak bisa kita masuki kecuali dengan ketundukan" . #Tarbawi 301 Sejatinya memang semua