Skip to main content

Sebuah testimoni ~ Vaseline Lip Therapy


Akhirnya...ku menemukan mu... 

Bulan Maret dan April lalu menjadi bulan yang sedikit kurang nyaman. Apa pasal? Bibir saya kering dan gatal sampe pecah berdarah. Kirain waktu itu karena sempet nyoba lagi pake pasta gigi yang semriwing buat orang dewasa. Secara selama ini saya selalu pake pasta gigi yang sama kayak yang dipake Nasywa. Sudah dicoba berbagai merk pasta gigi yang semriwing hasilnya semua membuat bibir saya kasar dan pecah-pecah.

Tapi kali itu bahkan setelah saya ga pernah pakai lagi pasta gigi yang semriwing, bibirnya ga sembuh-sembuh. Jadi berasa pakai apaaa gitu di bibir. Tebel, kaku, kering, kalo ketawa kelebaran dikit langsung "kreeek" pecah dan berdarah....

Akhirnya tersangka utama pindah ke lipstik. Memang sejak Februari karena dapet voucher diskon saya beli lipstik sama merk cuma beda warna. Kirain mah ga bakal ngaruh gitu ya...ternyata...

Demi mengembalikan kesegaran bibir saya mencoba berbagai cara. Dari mulai minum vit C dan makan buah banyak, minum air putih banyak, olesin minyak zaitun ke bibir sampai olesin madu sebelum tidur. Hasilnya? Jangan ditanya...ga ngaruh!! padahal itu sudah ga lagi dipakein lipstik, tapi ga sembuh-sembuh juga.

Akhirnya iseng-iseng curgat ke group Ibu-ibu.

Mbak mbak....bibir pecah-pecah dikasi apa ya biar cepet sehat lagi?

Kira-kira begitulah saya curhatnya.

Lalu muncullah si Vaseline lip therapy ini. Yang menyarankan kebetulan sedang studi di London. Beliau kasih gambarnya yang bentuknya bulat kayak kemasan balsem anak. Lalus aya coba searching di Amazon sekiranya ada dan harganya terjangkau masu beli online aja. Ternyata harga sama onkirnya mahalan onkirnya hahaha. Lalu saya coba buka web nya Vaseline yang Jepang dan searching produk ini. Nemu!!

Pulang dari kampus sengaja mampir ke Cosmosu nyoba nyari vaseline ini. Kalau ga ada baru mau beli online. Saking kecilnya, produk ini ngumpet di jejeran produk buat bibir. Sampai harus meminta bantuan mbak-mbak yang jaga counter cosmetic buat nyariin. Duuh..keciiil tapi harganya lumayan. Kalau di rupiahin sekitar 60rb rupiah.

Ada dua macam waktu itu, yang original sama yang rose ini. Karena pingin sembuh tapi bibir tetep ga pucet-pucet amat saya pilih beli yang rose. Warna pink nya ga kentara banget sih, bahkan cenderung ga berwarna.

Malamnya sebelum tidur coba lah dipakai. Alhamdulillah pagi nya langsung berasa bedanya. Cuma butuh kurang dari 5x oles bibir sudah kembali sehat.

Sejak saat itu parno banget sama lipstik. Mau dibuang sayang karena yah lumayan juga belinya. Ga dipake juga sayang. Mau dikasih belum tentu yang dikasih cocok juga. Akhirnya lipstiknya cuma jd pajangan di kotak.

Dua hari lalu karena ada kunjungan ke sekolah saya pakai lipstik lagi. Waktu itu lupa ga dialasin dulu pake si Lip therapy ini. Waduh...besok paginya bibir langsung jontor hahaha. Hiks...beneran itu lisptik kejem banget. Tapi untung punya si kecil ini. Cukup olesin dikit...semoga besok sudah sehat lagi.




Comments

Popular posts from this blog

Aku yang mulai sakit

Aku mulai merasa sakit Sakit akibat rasa marah yang tak berkesudahan Atas kata-katamu yang tak tajam Tapi sanggup merobek-robek semua file kebaikan tentang dirimu Lalu, Aku berusaha menyusun serpihannya Dengan menggali dibalik neuron-neuron otakku Semua kebaikan tentang mu Aku sudah merasa sakit Jauh sebelum pekan itu Sejak sekian ratus hari lalu Dengan kecewa yang bagai cermin Sama namun terbalik gambarnya Meski sejak itu, Aku berjanji tak akan pernah lagi merasa sakit Jikapun kau lakukan hal yang sama padaku Karena sejujurnya aku tahu Pengorbananmu lebih besar dari cintaku Aku mulai merasa sakit Sakit atas rasa takut yang tak kepada siapaun bisa kubagi Aku menoleh padamu tapi tembok yang kubangun terlalu tinggi Aku tak menemukanmu dalam jangkauan tanganku Aku kehilangan kepercayaan atas ketulusanmu ( Yamaguchi, sekian puluh purnama yang lalu. Beberapa minggu menjelang ujian Doktoral. Entah puisi ini ditulis untu...

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 2]

      Oke kita lanjut ya 👉     Kalau di part 1 kita beranjangsana ke negara tetangga, di part 2 ini kita mau menengok tetangga agak jauh. Duh, bukan agak lagi ya, ini emang jauh banget. Ini kayaknya penerbangan terlama sepanjang sejarang penerbangan yang pernah ku lalui. Kalau ke Jepang itu cuma maksimal 7 jam, ini untuk sampai di transit pertama butuh waktu 9,5 jam, lalu lanjut penerbangan 4 jam lagi. Ke manakah kita? eh Aku? 😅 4. Turki (Bursa dan Istanbul)     Agak penasaran sama negara ini karena salah satu temen brainstorming (a.k.a ghibah 😂) sering banget ke sini. Ditambah lagi dengan cerita-cerita dan berita-berita yang bilang negara ini tu kayak Jepang versi Islamnya, jadilah pas ada paket ke Turki lanjut Umroh kita mutusin buat ikutan. Datang di musim gugur dengan suhu galau yang ga dingin-dingin amat tapi kalau ga pake jaket tetep dingin dan -kaum manula ini- takut masuk angin, membuat kami memutuskan pakai jaket tipis-tipis saja. Dan ben...

Tiba Saatnya Kembali untuk Pulang

"All my bag are packed, I am ready to go,  I am standing here outside your door,  I hate to wake you up to say goodbye...." Siapa yang tak kenal lagu itu? Lagu kebangsaan para perantau setiap kali harus pergi dan pulang. Lagu yang menggambarkan betapa beratnya segala bentuk perpisahan itu, tak terkecuali berpisah untuk bertemu, dan berpisah untuk kembali ke tempat asal. PULANG. Sudah berapa lama ya ga nulis? Lamaaa sekali rasanya. Padahal banyak ide berseliweran. Apa mau dikata, kesibukan packing dan sederet hal-hal yang berkaitan dengan kepulangan ke tanah air, merampas semua waktu yang tersisa. Semua begitu terasa cepat dan hari berganti bagai kita membalik lembaran buku penuh tulisan membosankan. Akhirnya, senja benar-benar telah sampai di gerbang malam. Sudah saatnya mentari kembali ke peraduan. Bersama orang-orang kesayangan. Khusus untuk di Jepang, pulang selamanya (duh...) atau back for good (BFG) itu harus menyeleseikan terlebih dahulu banyak ha...