Skip to main content

Ananas in a taart ---- Nastar


Gimana? Kelihatan enak kan? hihihi

Yup...itu kue nastar. Kue yang menurut wikipedia adalah sejenis kue kering dari adonan tepung terigu, mentega dan telur yang diisi dengan selai buah nanas ini ternyata berasal dari bahasa Belanda, yaitu ananas dan taart. Di negara asalnya, kue ini biasanya berisi blueberry ataupun strawberry. Apalacur, sewaktu mereka menjajah Indonesia zaman dahulu, ga ada itu blueberry dan strawberry di Indonesia. Nah, ketemulah buah nanas. Jadilah buah nanas yang dinominasikan sebagai satu-satunya kandidat pengganti si Berry. Selanjutnya, kue ini pun mengalami modifikasi. Orang Indonesia gitu loh, dulu krupuk yang cuma bisa digoreng aja sekarang bisa dibikin seblak, nah apalagi yang ginian. Isian nastar sekarang sudah macem-macem, dari mulai duren, strawberry, coklat, keju, dan tentu saja nanas tetap tak tergantikan.

Setahu saya, nastar buatan Bue Yunit itu di atasnya selalu ada cengkehnya. Jadi kalau makan kudu mitilin cengkehnya biar ga ikut kemanakan. Tapi...sekarang berhubung cengkeh mahal hahaha, banyak yang udah ga lagi pakai cengkeh. Cukup diolesin kuning telur aja dan itu sudah cukup sebagai syarat agar bisa disebut dengan nastar klasik.

Nah...udah mau Ramadhan nih. Siapa bilang euforia hari raya cuma ada di Indonesia aja. Di sini juga, beberapa mbak-mbak yang jualan online sudah mulai promosiin kue-kue mereka, dan itu membuat saya sakit hati karena mupeng. Tanyalah harganya, dan saya cuma bisa bilang "Duh...kok mihil". *kekepin dompet

Demi menjaga stabilitas hati, perut, mulut dan kantong secara komprehensif, maka saya memutuskan untuk membuat nastar sendiri. Ini luar biasa!! Kalau ini berhasil maka saya akan mencetak rekor baru, bisa bikin kue kering!! Mbayangin aja saya udah bersemangat dan bahagia. Ya gimana lagi, saya ini dibesarkan oleh seorang Mae yang punya prinsip "Kalau bisa beli kenapa harus bikin sendiri", sungguh luar biasa bukan?? Kalau yang sudah baca tulisan "Mae dan karirnya" pasti akan bisa membayangkan betapa bikin-bikin kue beginian itu ga akan masuk di daftar kegiatan Mae yang padat merayap. Dan prinsip begituan itu, juga sudah kadung mendarah daging untuk saya. Makannya, saya ga pernah punya pengalaman bikin-bikin kue kering atau apapun yang berhubungan dengan tepung, kecuali gorengan tempe, tahu susur dan bakwan. Eh sama pisang goreng.

Tapi ya gitu deh...saya yang malesan ngadon kekuean ini punya prinsip. Dalam bayangan saya, sebuah nastar yang enak itu harus selembut buatan Ibuk Paremono atau punyanya Swiss bakery. Terus, isinya saya pingin rasa nanasnya yang kecut manis plus ada aroma cengkeh dan kayu manis, dan itu ga mungkin saya dapat kalau beli sale nanas kalengan. Maka, saya memutuskan membuat sendiri sale nanas itu dengan langkah-langkah sebagai berikut....

Berhubung nanas di sini mahal.... maka saya cuma beli satu nanas dengan ukuran jumbo. Nanas ini produksinya Dole, ga begitu manis, asemnya lumayan, tapi bener-bener jumbo.

Pertama tentu nanasnya dikupas dulu ya Ibu-ibu..kita ga lagi bikin sale kulit nenas juga hehehe. Gimana hasil kupasan saya? cantik kan *hehehe

Untuk cara mengupas nenas yang baik dan benar, Ibu-ibu bisa membaca banyak artikel atau mencari tutorialnya di youtube hahaha ribet ya, tapi memang banyak membaca membuat kita jadi punya banyak pilihan cara.

Setelah nenasnya dicuci bersih, ga usah pakai sabun apalagi pemutih ya, terus dipotong bagian daunnya itu. Nanas dipotong dari atas ke bawah menjadi 8 bagian lalu diparut. Saya marutnya langsung didalam panci yang buat ngrebus, biar ga banyak yang kebuang plus ga banyak cucian.

Nanas yang sudah diparit hasilnya seperti di gambar samping ini. Saya marutnya pakai yang lubang paling kecil. Beberapa artikel bilang bisa juga diblender, tapi nanti serat-serat nenasnya ga sebanyak kalau diparut. Makanyya saya pakai parutan *bilang aja emang ga punya blender

Nenas parutan ini lalu saya taburi dengan bubuk kayu manis sekitar...yah kira-kira aja. Habis itu direbus sampai airnya asat. Ini...lamaa sekali. Saya sampai selingin dengan makan sore, plus nonton drakor hahaha.

Kalau udah asat (airnya habis) lalu masukkan gula, sekitar...yah kira-kira aja lah sambil diicipin manis ga nya. Ohh ya, saya juga kasih 2 butir cengkeh ke dalam nenas parut itu jadi aromanya bener-bener sesuai yang saya bayangin lah. Wangi kayu manis yang berpadu dengan cengkeh di dalam serat nanas yang manis dan asam. Luarrr biasahhh!!!

Aduk-aduk sale nenas setengah jadi itu sampai lengket lengket gitu. Awas gosong ya, secara ini sudah dikasi banyak gula jadi rawan menjadi gosong.

Kalau sudah sekiranya cukup, matikan kompor, lalu angkat panci dari atas kompor. Kemaren sih saya langsung tuang hasil salenya ke dalam kotak bentuk ailopyou itu, soalnya sudah ada yang triak-triak minta udon, padahal panci cuma punya satu, sehingga panci harus segera dicuci agar emak bisa memasak air panas hahaha *sakke yo...

Hasilnya...duuh dikit ya. Mimpes pes gitu deh. Agak khawatir juga kalau misalnya itu sale nanasnya kurang gimana. Lalu kepikiran ya udah dibikin kosongan aja nastar nya hahaha siapa yang dapet kosong berarti itu nasib dia gitu...


Hari pun berganti malam. Di luar gelap tapi di dalam terang. ya iyalah, kan pakai lampuu....
Esok paginya, selepas sarapan dan memberi sarapan Nasywa, saya pun memulai mengeksekusi bahan-bahan untuk dijadikan nastar.

Untuk resep, saya adopsi resepnya NCC with slight modification.
Modifikasi pertama, karena bahannya terbatas, saya cuma bikin setengah resep aja dari yang awalnya pakai tepung 700g saya pakai 350g. Modofikasi selanjutnya, di resep utama dibutuhkan kuning telur 4, tapi meskipun ini setengah resep saya kasih kuning telur 3. Karena apa?? Ya,  feeling aja, kayaknya kalau cuma 2 kuning telur, adonannya ga bakal lembut. Ga tahu deh teorinya gimana.

Materials and method

Hihihi...akhirnya, mixer dan timbangan keluar dari tempat persemediannya. Mereka ini sudah semedi sekitar 1,5 tahun. Ga pernah dipakai sama sekali, cuma warm warm chicken dirt, itupun banyak gagalnya, terutama pas bikin cifon cake, makannya terus disuruh semedi aja.

Setengah resep yang saya sebutkan tadi adalah, 125g butter, 125g margarin, 50g gula pasir, 350g tepung apa yg ada aja, plus sebagai ganti susu bubuk fullcream saya pakai keju cedar bubuk.

Langkah pertama adalah mencampur butter, margarin, gula dan telur dengan menggunakan mixer kecepatan rendah. Hwaa..berhubung wadahnya itu kecil maka muncrat kemana mana hahaha. Mana kaku banget pegang mixernya, duh..mending pegang pipet deh.

Kalau udah tercampur rata, lalu masukkan tepung yang sudah diayak sedikit demi sedikit. Kalau Ibu-ibu punya susu bubuk sekalian aja diayak barengan sama tepungnya. Nah berhubung saya pakai keju bubuk, saya ga ayak kejunya, soalnya pasti banyak yg ga lolos ayakan. Campur menggunakan spatula pelan-pelan sampai semua tepung dimasukkan.

Setelah tercampur semua, sambil beresein perkakas kotor plus lap-lap, saya masukkan adonan ke dalam kulkas dengan terlebih dahulu ditutup menggunakan plastik wrap. Sekitar 10 menit aja karena pekerjaan bersih-bersih sudah kelar akhirnya saya keluarin. Kata beberapa artikel, kalau bikinnya banyak dan bertahap, adonan yang belum terbentuk bisa disimpan di dalam kulkas.

Langkah selanjutnya adalah membentuk jadi bulat-bulat. Ambil sedikit adonan, bulat bulat bulat bulat, lalu pipihkan pakai jari, lalu tengahnya diberi sejumput sale nanas yang sudah disiapkan. Bungkus dan bentuk lagi bulat bulat bulat. Demikian seterusnya sampai adonan habis.

Saya melakukan kesalahan yang benar di proses pembentukan ini. Kenapa salah? Karena saya bikinnya sebesar ukuran matengnya. Kenapa benar? Kalau saya bikin lebih kecil pasti sale nya ga bakal cukup hehehe.

Nah, ini sebagai peringatan buat Ibu Bapak yang mau coba bikin. Kalau bikin buletan, ga usah besar-besar, soalnya pas dipanggang nanti melar gitu. Kecuali memang anda suka sengan yang jumbo-jumbo ya.

Nastar setengah jadi ini lalu di oven dengan oven (ya iya kaleee) dengan suhu 150 derajat. Di resep NCC cuma dibilang sampai setengah matang. Berhubung saya ga tahu setengah matang itu seperti apa, maka saya cari artikel lain dan dibilang sekitar 20 menit. Karena biasanya oven saya ini lebih lambat kerjanya, jadi saya setting 25 menit.

Setelah 25 menit, keluarkan dari oven, tunggu sekitar, yah sebentar ajalah, sepeminuman kopi, kira-kira sampai udah ga begitu panas, baru oleskan kuning telur di atasnya. Lalu, oven lagi di suhu yang sama selama 17-20 menit lagi atau sampai warnanya keemasan. Jangan lupa panaskan oven sebelum dipakai ya.

Nah...akhirnya nastar sudah jadi. Sebelum dimakan, tunggu dingin dulu, ntar lidahnya kebakar. Makan makanan yang masih panas juga tidak baik untuk kesehatan gigi Anda. Iklan ini dipersembahkan oleh Nas to the Tar,  Nastar!!

Kesimpulan

Bikin nastar itu ternyata repot. Pantes aja harganya mahal. Kalau Anda ga pingin repot tapi juga ga mau beli, cukup berkunjung ke kerabat yang suka sedia nastar waktu lebaran. Makan sepuasnya, jangan lupa bawa plastik buat sangu dijalan dan dibawa pulang. Anda bisa mengunjungi 10 rumah dan toples Anda bisa anda penuhi dengan nastar plus kue lainnya hahaha *ndremiis 

Dengan separo resep tadi, bisa diproduksi 66 butir nastar berukuran sedikit jumbo dengan isi yang banyak. Not for sale ya.....








Comments

  1. Terimakasih Artikel Ananas in a taart ---- Nastar nya bagus dan membantu sekali, semoga sukses selalu yaa .. Aamiin
    Salam Resep Kue Kering

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo, terimakasih sudah mampir. Artikel amatir ini mah hehehe

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kafunsho, alergi pollen yang datang setiap tahun

Sudah sejak pertengahan Maret tahun ini saya merasakan siksaan setiap pagi yang bersumber dari hidung. Siksaanya berupa hidung meler dan gatel. Melernya itu bening dan banyaaaaak. Banyak banget lah pokoknya sehingga setiap pagi saya harus membawa serta tisyu kemana-mana bahkan ketika harus nongkrong di toilet. Saya kira saya kena flu, makannya saya minum sanaflu. Demikian kata mab Desy Ratnasari ya hehehe. Cuma yang aneh kok kalau saya flu tapi kenapa badan rasanya biasa aja. Ga kayak orang sakit flu gitu. Ok, sanaflu ga mempan maka saya beralih kepada vitamin C. Hampir setiap hari minum UC 1000. Saya agak khawatir juga sama ginjal karena 1000 mg itu guedeee banget lho. Ditambah saya ga begitu suka minum air bening yang fungsinya buat netralisir. Pak guru sempet bilang " Kamu kafun kali... kan sudah tahun ke-5 ini " Tapi saya tetep ga percaya. Masak iya sih kafun pas di tahun terakhir. Perasaan dari tahun tahun sebelumnya ga kayak gini deh masak tahun ini baru mulai.

Buat kamu yang masih ragu menulis di mojok. Iya kamu!

Beberapa pecan yang lalu tulisan ku lolos meja redaksi mojok.co (link nya http://mojok.co/2016/03/surat-untuk-bu-ani-yudhoyono/ ). Web favorit anak muda yang agak nyleneh tapi asyik ini memang menantang sekali. Para penulisnya kebanyakan anak muda-muda yang berdaya nalar mletik. Pinter tapi unik. Yang sudah berumur ada juga sih, kayak si Sopir truk Australia, atau kepala suku Mojok, Puthut EA dan juga wartawan senior Rusdi Mathari. Mereka itu guru maya menulis yang baik. Tulisan mereka, kecuali si supir truk, mengalir dengan indah. Sederhana tapi penuh makna. Alurnya jelas. Kalimatnya mantap tidak pernah bias. Aku selalu dibuat kagum dengan tulisan-tulisan mereka, bahkan yang hanya status Fb. Yang selalu menjadi icon dan lumayan bullyable di mojok itu adalah Agus Mulyadi. Anak muda yang terkenal karena kemrongosan giginya ini selain jadi photosop juga jago nulis. Tulisan-tulisannya di Blog pribadinya khas sekali. Dengan umpatan-umpatan khas magelangan. Plus cerita-cerita lugu yang

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 1]

Ga nyampe dua bulan udah mau kelar tahun 2023 ini. Doa-doa di akhir tahun lalu dikabulkan dengan bonus-bonus yang luar biasa. Minta tahun 2023 diisi dengan banyak jalan-jalan, eh beneran dikasi banyak perjalanan baik dalam provinsi beda kabupaten sampe ke luar negeri. Kadang sehari bisa dari pagi mruput ke timur selatan naik-naik ke Gunung Kidul, agak siang turun ke utara kembali ke Sleman, lalu sorenya udah harus ke barat meskipun tujuannya bukan mencari kitab suci. Ada banyak banget PR menulis yang belum sempat dikerjakan. Baik menulis paper maupun menulis catatan perjalanan. Biar ikut les menulisnya itu adalah sibgha hnya ya 👀. Oke lah kita mulai mengerjakan PRnya satu-satu. Tadi pas nongkrong sempet kepikiran mo berbagi kesan saat jalan-jalan ke berbagai negara tahun ini. Kesan ini tentu sifatnya sangat subjektif ya. Masing-masing orang bisa menangkap kesan yang berbeda. Ini menurutku saja, mungkin kamu berbeda, ga papa ga usah diperdebatkan.  1. Bangkok, Thailand     Sampai Bangk