Tapi masalah mati mematikan ini bukannya PLN juga sering memberikan pengumuman? Seingat saya dulu waktu masih tinggal di Jogja, kadang ada pengumuman di Radio yang memberi tahu jika besok akan terjadi pemadaman listrik di daerah mana, jam berapa dan (mungkin) akan berlangsung berapa lama. Sering juga pak RT atau pak RW mengumumkan masalah pemadaman listrik lewat corong mushola, biar tangki-tangki air dipenuhi sebelum terjadi pemadaman.
Cukup membantu kalau menurut saya. lain Indonesia, lain pula di Jepang. Di sini saking concern nya mereka pada kenyamanan pelanggan, maka pengumuman pemadaman listrik dilakukan seminggu (bisa lebih) sebelum due date nya. Bukan lewat koran, radio atau corong mushola lho ya... (Ga ada mushola juga soalnya), tapi pakai selebaran yang diantar kan ke pintu masing-masing pelanggan plus disertai penjelasan, terutama bagi kami orang asing yang buta huruf. Saya suka gambar pada pengumuman itu. Ada petugas yang menunduk meminta maaf atas ketidaknyamanan ini. Kalau sudah begini apa ya mungkin pelanggan akan mencak-mencak sama petugasnya? Di lembar pengumuman itu, juga terdapat waktu pasti kapan mulai pemadaman sampai pukul berapa plus denahnya. Area mana saja yang akan terkena dampak pemadaman.
Hal ini juga berlaku untuk air dan gas. Air di sini memang harus beli, dengan harga yang relatif fantastis. Saya pernah ditanya oleh teman Jepang, apakah di Indonesia air gratis? Saya jawab kalau yang punya sumur ya gratis, tinggal bayar listrik saja. Lalu dia tanya, kalau listrik sebulan kamu habis berapa di Indonesia? Saya jawab paling banyak 80.000 rupiah atau sekitar 800¥. Dan dia pun mlongo! Sama persis kayak saya waktu pertama kali melihat tagihan air, listrik dan gas. Mlongo sambil mewek. Air 2400¥ (240.000 rupiah), Gas 4000¥ (400.000 rupiah) listrik 3200¥ (320.000 rupiah).
Tapi saya tetap optimis, suatu saat layanan jasa di negeri kita Indonesia akan tidak kalah dengan negeri Sakura ini. Memang butuh waktu untuk sampai ke tahap ini. Seperti halnya Jepang pun butuh waktu juga hingga sampai pada pelayanan prima di semua lini. Pembentukan karakter sumber daya manusia menjadi kunci pokok suksesnya pelayanan prima, tidak hanya pada PLN, namun pada semua layanan jasa, sehingga harus bayar mahal pun ga papa *ups
Epilog:
Tulisan ini pernah jadi Head Line (HL) di Kompasiana pada tahun 2013 , 4 tahun silam. Optimisme saya bahwa PLN akan berubah pelayanannya masih tetap sama. Soalnya sampai sekarang masih jalan di tempat kayaknya, ga ada perubahan, makannya saya tetap optimis saja *benerin jilbab
Oh iya, tulisan ini juga terinspirasi dari status Fb nya Teh Tea Sari....hatur nuhun ya Teh....hehehe
Comments
Post a Comment