Skip to main content

ANELLO--The most wanted bag pack in 2016

Sebelum ke cerita si most wanted tas ini, saya ingin terlebih dahulu mengucapkan terimakasih kepada semua pelanggan dagangan Jepang di seluruh penjuruh dunia yang telah meramaikan acara jualan saya, dari mulai jualan barang daiso, kain, payung, kaos, teh, coklat, dan yang sampai sekarang masih pada penasaran adalah tas.

Ada banyak yang tanya, "Kok masih sempet sih buat jualan? emang ada waktunya?"

Akan saya beritahu sedikit rahasia. Biarlah ini jadi tidak rahasia lagi karena sudah saya ceritakan hehehe

Jadi, kalau dibilang jualan ini serius, ya ga begitu juga karena dilakukan cuma saat dalam keadaan stress, cupet, tidak bergairah, dan males mau ngapa-ngapain. Justru kalau lagi sibuk, lagi semangat, saya suka males jualan. Eh bukan males sih, cuma takut ga bisa melayani pertanyaan dan pernyataan para konsumen yang nge-inbox maupun nge-wa. Jadi kalau lagi hectic kerjaan kampus, saya mlipir ga jualan. Tapi, kalau dibilang ga serius, ya ini memang kadang kami sebut sebagai hiburan yang menguntungkan, tapi kadang bikin stress juga terutama kalau yang pesen banyak tapi kuota pengiriman terbatas. Akhirnya cuma bisa bilang, belum rezekinya.

Prinsip jualan adalah cara lain bersenang-senang inilah yang selalu membuat saya dan suami, sebagai petugas lapangan pengepakan dan pengiriman serta kasir, tertawa kalau salah satu diantara kami mulai terlalu serius. Contohnya ni ya, saya punya prinsip kalau barang sudah datang itu sesegera mungkin harus dipack dan dikirim. Padahal, kerjaan suami ya ga cuma nonton TV baca novel. Kadang beliau pergi pagi pulang petang, Sering juga pergi pagi dan ga pulang alias nginep di lokasi kerjaan. Nah saya suka gampang jadi serius kalau urusan melayani konsumen dinomor duakan begini. Endingnya suami akan bilang "Katanya ini hiburan, serius amat..." hehehe

Woke...kembali ke judul utama, si Anello.

Tas ini saya temukan saat saya sedang kepingiiiiiiin banget punya tas gendong baru yang bisa menemani tas Bodypack yang sudah 5 tahun saya pakai dan ga rusak-rusak. Pingiiin banget sesekali tampil agak colorful ga melulu tas gendong item standard. Dan demi melihat tas ini pertama kali, saya langsung jatuh hati. Apalah daya, uang di dompet tak sampai. Mahal Maaak....

Lalu, saya pun kepikiran. "Coba ah ditawarin di FB, siapa tahu ada yang beli. Kalau ada yg beli 6 kan untungnya bisa buat aku beli tas ini" wkwkwk....

Bulan Maret tahun 2016 saya mulai memposting tas ini. Tak banyak yang merespon waktu itu. Kalau ga salah ada Teh Ipit dan Mb Ira yang pesen duluan. Di Jepang pun masih belum banyak yang pakai saat itu. Namun, semua berubah setelah negara api menyerang hehehe

Sejak April 2016, tas itu mulai banyak dipakai para mahasiswa dan mahasiswi baru di kampus ini. Semua warna ada berseliweran di mana-mana sehingga aku bisa bilang warna ini aslinya bagus dan warna itu aslinya biasa. Tas ini juga ada di setiap toko baju dan mall-mall di wilayah Yoshida. Tas ini mendadak menjadi tas seribu ummat. Ummat manusia tentu saja...

Boomingnya, waktu pulang bulan Agustus kemarin, saya membawa 20 tas Anello ini di dalam dua koper besar beserta barang-barang pesanan lain termasuk mesin jahitnya bu Niken wkwkwk. Sampe rancana mau bawa pulang karpet yang ga kepake di sini gagal. Dari 2 koper besar itu yang totalnya 50kg itu, 35kg sendiri adalah dagangan dan tas Anello mendominasi bursa dagangan Jepang. Elok tenan....

Namun, yang namanya matahari ya, kadang bersinar cerah kadang redup. Kadang mendung, kadang hujan. Nah, sempet agak males sama tas ini pas ada yang jual KW nya di Indonesia dengan harga yang fantastis bombastis, 250rb rupiah saja. Telolet tenan....
Saya merasa agak gimana gitu... Saya takut konsumen saya merasa dibohongi, kok di Indonesia harganya segitu murahnya padahal kalau beli di saya harnya 2x lipatnya lebih....

Tapi yang namanya rezeki memang ga akan kemana. Ga akan ketuker. Ga akan salah alamat. Ga akan keltingsut. Dan begitulah...sampai tulisan ini diturunkan, saya sudah berhasil mengeksport tas ANELLO ini ke Indonesia sebanyak 50 buah. Rekor yang lumayan untuk ukuran jualan saya yang skalanya kecil ini.

Nah, buat yang masih inden karena sekarang modelnya macem-macem, mohon maaf ya kalau nunggunya agak lama. Soalnya, saya lagi nyari kepada siapa saya bisa menitipkan tas tas itu sehingga bisa sampai ke pundak para konsumen yang saya cintai semuanya....

Tunggu ya......

Comments

Popular posts from this blog

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 2]

      Oke kita lanjut ya 👉     Kalau di part 1 kita beranjangsana ke negara tetangga, di part 2 ini kita mau menengok tetangga agak jauh. Duh, bukan agak lagi ya, ini emang jauh banget. Ini kayaknya penerbangan terlama sepanjang sejarang penerbangan yang pernah ku lalui. Kalau ke Jepang itu cuma maksimal 7 jam, ini untuk sampai di transit pertama butuh waktu 9,5 jam, lalu lanjut penerbangan 4 jam lagi. Ke manakah kita? eh Aku? 😅 4. Turki (Bursa dan Istanbul)     Agak penasaran sama negara ini karena salah satu temen brainstorming (a.k.a ghibah 😂) sering banget ke sini. Ditambah lagi dengan cerita-cerita dan berita-berita yang bilang negara ini tu kayak Jepang versi Islamnya, jadilah pas ada paket ke Turki lanjut Umroh kita mutusin buat ikutan. Datang di musim gugur dengan suhu galau yang ga dingin-dingin amat tapi kalau ga pake jaket tetep dingin dan -kaum manula ini- takut masuk angin, membuat kami memutuskan pakai jaket tipis-tipis saja. Dan ben...

Sekoteng Hati

  Aku sedang mencari tempat yang tepat untuk menikmati segelas sekoteng ini. Tempat yang sejuk, silir, dan sunyi. Tempat yang aman dari pandangan aneh orang saat melihatku melamun sambil nyruput sekoteng ini. Tentu saja juga tempat yang aman dari wira wiri jin keganjenan yang mungkin saja ingin merasukiku karena aku kebanyakan melamun. Aku sedang mencari tempat seperti itu. Aku juga sedang mencari teman, yang di pelukannya aku bisa menangis sepuasku. Jikapun dia merasa malu, maka menangis di pundaknya pun bagiku sudah cukup. Atau, biarkan aku menangis dan dia cukup memandangiku sambil sesekali ngecek updatean statusnya. Aku tak peduli. Karena aku cuma tak ingin menangis sendirian. Aku ingin ada yang tahu aku sedang pilu. Aku sedang mencari teman seperti itu. Atau mungkin, Akhirnya aku harus menjatuhkan pilihanku pada sekoteng ini. Biar cuma dia saja yang tahu aku sedang ingin memangis. Mungkin air mataku bisa menambah cita rasanya yang kemanisan. Atau...

Pentingnya Memvalidasi Perasaan

  Salah satu sudut Aston University di Birmingham Hei Apa kabar Hati? Pergi jauh lagi, untuk waktu yang juga tidak sebentar, entah kenapa akhir-akhir ini rasanya lebih berat. Entah, aku sendiri bingung mendefinisikan ini tu rasa apa gitu. Sulit sekali memvalidasi apakah ini sedih? takut? rindu? atau apa?! Aku bingung, sebab betapa excitednya pas harus ngurus visa waktu itu. Mengejar pesawat iwir-iwir dari Adi Sutjipto, turun di Halim, sudah dijemput taxi, lalu menembus kemacetan Jakarta untuk wawancara yang less than 10 minutes, lalu udah masuk taxi lagi ke Soekarno Hatta ngejar pesawat ke Jogja. Udah kayak mudik ke Muntilan aja dalam beberapa jam Jogja-Jakarta. Visa pun, entah kenapa juga bikin deg-deg an. Pasalnya memang nominal di tabungan menggelembung di beberapa hari sebelum masukin syarat-syarat. Bisa karena ini ga bisa dilolosin, kata mbak-mbak Santana. Tapi ya Bismillah lah, kalau visa ga keluar, mungkin aku harus ke Bali saja menemani anak-anak Abdidaya.  Anak-anak s...