Skip to main content

Sekoteng Hati


 

Aku sedang mencari tempat yang tepat
untuk menikmati segelas sekoteng ini.
Tempat yang sejuk, silir, dan sunyi.
Tempat yang aman dari pandangan aneh orang
saat melihatku melamun sambil nyruput sekoteng ini.
Tentu saja juga tempat yang aman
dari wira wiri jin keganjenan yang mungkin saja
ingin merasukiku karena aku kebanyakan melamun.

Aku sedang mencari tempat seperti itu.

Aku juga sedang mencari teman,
yang di pelukannya aku bisa menangis sepuasku.
Jikapun dia merasa malu,
maka menangis di pundaknya pun bagiku sudah cukup.
Atau, biarkan aku menangis dan dia cukup memandangiku
sambil sesekali ngecek updatean statusnya.
Aku tak peduli.
Karena aku cuma tak ingin menangis sendirian.
Aku ingin ada yang tahu aku sedang pilu.
Aku sedang mencari teman seperti itu.

Atau mungkin,
Akhirnya aku harus menjatuhkan pilihanku pada sekoteng ini.
Biar cuma dia saja yang tahu aku sedang ingin memangis.
Mungkin air mataku bisa menambah cita rasanya yang kemanisan.
Atau mungkin memang takdirku cuma begini.
Menangis, ditemani segelas sekoteng, sambil melamun melihat label sekoteng ABC.

Tak ada tempat yang teduh dan silir.
Tak ada pundak apalagi dada yang memeluk.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 2]

      Oke kita lanjut ya 👉     Kalau di part 1 kita beranjangsana ke negara tetangga, di part 2 ini kita mau menengok tetangga agak jauh. Duh, bukan agak lagi ya, ini emang jauh banget. Ini kayaknya penerbangan terlama sepanjang sejarang penerbangan yang pernah ku lalui. Kalau ke Jepang itu cuma maksimal 7 jam, ini untuk sampai di transit pertama butuh waktu 9,5 jam, lalu lanjut penerbangan 4 jam lagi. Ke manakah kita? eh Aku? 😅 4. Turki (Bursa dan Istanbul)     Agak penasaran sama negara ini karena salah satu temen brainstorming (a.k.a ghibah 😂) sering banget ke sini. Ditambah lagi dengan cerita-cerita dan berita-berita yang bilang negara ini tu kayak Jepang versi Islamnya, jadilah pas ada paket ke Turki lanjut Umroh kita mutusin buat ikutan. Datang di musim gugur dengan suhu galau yang ga dingin-dingin amat tapi kalau ga pake jaket tetep dingin dan -kaum manula ini- takut masuk angin, membuat kami memutuskan pakai jaket tipis-tipis saja. Dan ben...

Pentingnya Memvalidasi Perasaan

  Salah satu sudut Aston University di Birmingham Hei Apa kabar Hati? Pergi jauh lagi, untuk waktu yang juga tidak sebentar, entah kenapa akhir-akhir ini rasanya lebih berat. Entah, aku sendiri bingung mendefinisikan ini tu rasa apa gitu. Sulit sekali memvalidasi apakah ini sedih? takut? rindu? atau apa?! Aku bingung, sebab betapa excitednya pas harus ngurus visa waktu itu. Mengejar pesawat iwir-iwir dari Adi Sutjipto, turun di Halim, sudah dijemput taxi, lalu menembus kemacetan Jakarta untuk wawancara yang less than 10 minutes, lalu udah masuk taxi lagi ke Soekarno Hatta ngejar pesawat ke Jogja. Udah kayak mudik ke Muntilan aja dalam beberapa jam Jogja-Jakarta. Visa pun, entah kenapa juga bikin deg-deg an. Pasalnya memang nominal di tabungan menggelembung di beberapa hari sebelum masukin syarat-syarat. Bisa karena ini ga bisa dilolosin, kata mbak-mbak Santana. Tapi ya Bismillah lah, kalau visa ga keluar, mungkin aku harus ke Bali saja menemani anak-anak Abdidaya.  Anak-anak s...