Skip to main content

Aku yang mulai sakit





Aku mulai merasa sakit

Sakit akibat rasa marah yang tak berkesudahan
Atas kata-katamu yang tak tajam
Tapi sanggup merobek-robek semua file kebaikan tentang dirimu

Lalu,
Aku berusaha menyusun serpihannya
Dengan menggali dibalik neuron-neuron otakku
Semua kebaikan tentang mu

Aku sudah merasa sakit

Jauh sebelum pekan itu
Sejak sekian ratus hari lalu
Dengan kecewa yang bagai cermin
Sama namun terbalik gambarnya

Meski sejak itu,
Aku berjanji tak akan pernah lagi merasa sakit
Jikapun kau lakukan hal yang sama padaku
Karena sejujurnya aku tahu
Pengorbananmu lebih besar dari cintaku

Aku mulai merasa sakit

Sakit atas rasa takut yang tak kepada siapaun bisa kubagi

Aku menoleh padamu tapi tembok yang kubangun terlalu tinggi
Aku tak menemukanmu dalam jangkauan tanganku
Aku kehilangan kepercayaan atas ketulusanmu





(Yamaguchi, sekian puluh purnama yang lalu. Beberapa minggu menjelang ujian Doktoral. Entah puisi ini ditulis untuk siapa atau karena kejadian apa. Tapi membacanya saat ini, April 2020, aku seperti diingatkan rasa sakitnya)

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 2]

      Oke kita lanjut ya 👉     Kalau di part 1 kita beranjangsana ke negara tetangga, di part 2 ini kita mau menengok tetangga agak jauh. Duh, bukan agak lagi ya, ini emang jauh banget. Ini kayaknya penerbangan terlama sepanjang sejarang penerbangan yang pernah ku lalui. Kalau ke Jepang itu cuma maksimal 7 jam, ini untuk sampai di transit pertama butuh waktu 9,5 jam, lalu lanjut penerbangan 4 jam lagi. Ke manakah kita? eh Aku? 😅 4. Turki (Bursa dan Istanbul)     Agak penasaran sama negara ini karena salah satu temen brainstorming (a.k.a ghibah 😂) sering banget ke sini. Ditambah lagi dengan cerita-cerita dan berita-berita yang bilang negara ini tu kayak Jepang versi Islamnya, jadilah pas ada paket ke Turki lanjut Umroh kita mutusin buat ikutan. Datang di musim gugur dengan suhu galau yang ga dingin-dingin amat tapi kalau ga pake jaket tetep dingin dan -kaum manula ini- takut masuk angin, membuat kami memutuskan pakai jaket tipis-tipis saja. Dan ben...

Tiba Saatnya Kembali untuk Pulang

"All my bag are packed, I am ready to go,  I am standing here outside your door,  I hate to wake you up to say goodbye...." Siapa yang tak kenal lagu itu? Lagu kebangsaan para perantau setiap kali harus pergi dan pulang. Lagu yang menggambarkan betapa beratnya segala bentuk perpisahan itu, tak terkecuali berpisah untuk bertemu, dan berpisah untuk kembali ke tempat asal. PULANG. Sudah berapa lama ya ga nulis? Lamaaa sekali rasanya. Padahal banyak ide berseliweran. Apa mau dikata, kesibukan packing dan sederet hal-hal yang berkaitan dengan kepulangan ke tanah air, merampas semua waktu yang tersisa. Semua begitu terasa cepat dan hari berganti bagai kita membalik lembaran buku penuh tulisan membosankan. Akhirnya, senja benar-benar telah sampai di gerbang malam. Sudah saatnya mentari kembali ke peraduan. Bersama orang-orang kesayangan. Khusus untuk di Jepang, pulang selamanya (duh...) atau back for good (BFG) itu harus menyeleseikan terlebih dahulu banyak ha...