Skip to main content

Elegi Bulan Juni [Old Memory]

Tanggal satu di bulan Juni, 2017

Kegiatan pagiku diawali dengan bangun tertatih karena kantuk yang masih mendera. Hari ini sungguh luar biasa. Setelah malam-malam penuh mimpi buruk selama beberapa bulan, rasanya semalam itu tak ada mimpi buruk sama sekali. Aku bahkan lupa aku bermimpi apa. Tapi justru itu, bangun pagi, nyiapin sahur untuk Nasywa menjadi sebuah perjuangan  berat. Ya, aku memang baru tidur beberapa jam saja. Berbeda dengan Ramadhan di Indonesia, Ramadhan di sini memang perjuangannya dobel pangkat tiga. Sudah siangnya lebih lama, isya nya lebih lambat. Isya yang baru masuk saat jarum pendek di angka 9 malam hari itu sesuatu. Jam biologis menjadi harus digeser-geser mundur dan mundur lagi. Belum lagi waktu sholat subuh yang sangat pagi, 3:20. Tentu membuat kami harus bangun sahur juga lebih pagi. Jadi praktis, tidur 3-4 jam sudah bangun lagi. Tentu sehabis subuh masih bisa melanjutkan tidur sekitar 2 jam sebelum jam kerja dimulai. Tapi sebenarnya efeknya tidak bagus. Hari yang dimulai dengan kemalasan akan berlalu penuh dengan kemalasan juga. Dan itu sudah kualami beberapa hari ini. Ga produktif.

Masih berkutat dengan tesis yang tak kunjung padam. Rasanya pingin dikumpulkan hari ini saja dan dan berganti kesibukan. Tapi tetap semua ada masanya. Jadwal pengumpulan masih minggu depan. Ada beberapa poin yang masih menjadi bahan pertimbangan. Ada keraguan yang masih menelikung seluruh persendian. Apakah sudah bagus? Apakah sudah layak? Apakah sudah pantas?

Dan aku cuma bisa menekuri tuts tuts keyboard lagi, dan lagi. Untuk sekedar mengganti kata yang sebenarnya satu makna. Atau menghilangkan kalimat pengulangan yang rasanya tetap masih ada walaupun sudah dibaca berulang-ulang. Ini apa? batinku.

Lepas dari itu semua, ini sudah awal Juli.

Enam tahun lalu di Facebook, yang setiap hari memorinya disuguhkan untuk sekedar kita nikmati atau kita sesali, aku bikin status tentang gajian. Sebagai abdi rakyat, tentulah tanggal 1 setiap bulan menjadi hari yang sakral. Bagaimana tidak. Di hari ini uang gajian akan masuk ke rekening untuk kemudian bisa kuras habis atau secara otomatis sudah dikuras oleh kredit-kredit yang kita ambil. Kita bahkan lebih percaya tanggal 1 itu gajian daripada percaya bahwa tanggal 1 Allah mengirimkan rezeki berlebih yaitu berupa gaji.

Hey, sudah berapa bulan kamu ga peduli dengan tanggal 1, Aeni?



Comments

Popular posts from this blog

Kafunsho, alergi pollen yang datang setiap tahun

Sudah sejak pertengahan Maret tahun ini saya merasakan siksaan setiap pagi yang bersumber dari hidung. Siksaanya berupa hidung meler dan gatel. Melernya itu bening dan banyaaaaak. Banyak banget lah pokoknya sehingga setiap pagi saya harus membawa serta tisyu kemana-mana bahkan ketika harus nongkrong di toilet. Saya kira saya kena flu, makannya saya minum sanaflu. Demikian kata mab Desy Ratnasari ya hehehe. Cuma yang aneh kok kalau saya flu tapi kenapa badan rasanya biasa aja. Ga kayak orang sakit flu gitu. Ok, sanaflu ga mempan maka saya beralih kepada vitamin C. Hampir setiap hari minum UC 1000. Saya agak khawatir juga sama ginjal karena 1000 mg itu guedeee banget lho. Ditambah saya ga begitu suka minum air bening yang fungsinya buat netralisir. Pak guru sempet bilang " Kamu kafun kali... kan sudah tahun ke-5 ini " Tapi saya tetep ga percaya. Masak iya sih kafun pas di tahun terakhir. Perasaan dari tahun tahun sebelumnya ga kayak gini deh masak tahun ini baru mulai.

Buat kamu yang masih ragu menulis di mojok. Iya kamu!

Beberapa pecan yang lalu tulisan ku lolos meja redaksi mojok.co (link nya http://mojok.co/2016/03/surat-untuk-bu-ani-yudhoyono/ ). Web favorit anak muda yang agak nyleneh tapi asyik ini memang menantang sekali. Para penulisnya kebanyakan anak muda-muda yang berdaya nalar mletik. Pinter tapi unik. Yang sudah berumur ada juga sih, kayak si Sopir truk Australia, atau kepala suku Mojok, Puthut EA dan juga wartawan senior Rusdi Mathari. Mereka itu guru maya menulis yang baik. Tulisan mereka, kecuali si supir truk, mengalir dengan indah. Sederhana tapi penuh makna. Alurnya jelas. Kalimatnya mantap tidak pernah bias. Aku selalu dibuat kagum dengan tulisan-tulisan mereka, bahkan yang hanya status Fb. Yang selalu menjadi icon dan lumayan bullyable di mojok itu adalah Agus Mulyadi. Anak muda yang terkenal karena kemrongosan giginya ini selain jadi photosop juga jago nulis. Tulisan-tulisannya di Blog pribadinya khas sekali. Dengan umpatan-umpatan khas magelangan. Plus cerita-cerita lugu yang

Beda Negara, Beda Kota, Beda Vibes-nya [Part 1]

Ga nyampe dua bulan udah mau kelar tahun 2023 ini. Doa-doa di akhir tahun lalu dikabulkan dengan bonus-bonus yang luar biasa. Minta tahun 2023 diisi dengan banyak jalan-jalan, eh beneran dikasi banyak perjalanan baik dalam provinsi beda kabupaten sampe ke luar negeri. Kadang sehari bisa dari pagi mruput ke timur selatan naik-naik ke Gunung Kidul, agak siang turun ke utara kembali ke Sleman, lalu sorenya udah harus ke barat meskipun tujuannya bukan mencari kitab suci. Ada banyak banget PR menulis yang belum sempat dikerjakan. Baik menulis paper maupun menulis catatan perjalanan. Biar ikut les menulisnya itu adalah sibgha hnya ya đź‘€. Oke lah kita mulai mengerjakan PRnya satu-satu. Tadi pas nongkrong sempet kepikiran mo berbagi kesan saat jalan-jalan ke berbagai negara tahun ini. Kesan ini tentu sifatnya sangat subjektif ya. Masing-masing orang bisa menangkap kesan yang berbeda. Ini menurutku saja, mungkin kamu berbeda, ga papa ga usah diperdebatkan.  1. Bangkok, Thailand     Sampai Bangk